Sebelum
menyebutkan permasalahan yang ada di masyarakat, kita harus tau dulu apa
pengertian dari “masalah” dan “masyarakat”. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) masalah adalah sesuatu yang
harus diselesaikan (dipecahkan) dan masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan
terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa “Permasalahan yang ada di masyarakat” adalah Kumpulan sesuatu
yang harus diselesaikan di masyarakat.
Sebenarnya,
permasalahan yang ada di masyarakat itu sendiri berjumlah banyak. Mungkin
setiap masyarakat memiliki pandangan yang berbeda tentang permasalahan tersebut
dan bisa juga ada yang sependapat. Beberapa permasalahan yang ada dimasyarakat
diantaranya adalah
1) Keabaian
Keabaian adalah suatu sikap masyarakat dimana
masyarakat tersebut tidak peduli atau tidak acuh terhadap lingkungan sekitar.
Keabaian sendiri merupakan permasalahan yang hampir dialami oleh semua
masyarakat. Sebenarnya permasalahan ini juga bisa diturunkan lagi menjadi
permasalahan yang baru.
Contohnya :
Ø
Tidak
peduli terhadap sampah yang berserakan. Sungguh ironis memang jika suatu
masyarakat tidak peduli terhadap sampah yang berserakan di lingkungan sekitar
rumahnya maupun jauh di tempat tinggalnya. Padahal sampah itu sendiri mempunyai
dampak yang cukup banyak bagi kesehatan maupun lingkungan, bukannya dampak
positif loh, tetapi malah sebaliknya.
Ø
Tidak
peduli terhadap peraturan yang berlaku. Hampir semua masyarakat pasti
pernah melanggar peraturan. Mungkin itu disebabkan sebagian masyarakat sudah
tidak peduli lagi terhadap peraturan. Dan juga kadang sanksi dari peraturan
tersebut tidak ditegakkan secara benar, lebih ke menyimpang karena adanya
pungutan liar.
Ø
Tidak
peduli terhadap kondisi tetangga sekitar. Dulunya masyarakat sangat erat
dalam berhubungan social, tetapi sekarang masyarakat sudah tidak peduli lagi
terhadap kondisi tetangga sekitar.
2) Masalah Penyimpangan Perilaku Remaja dan
Kenakalan Remaja
Pengertian
perilaku menyimpang (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang ada. Jadi, perilaku menyimpang remaja adalah
semua bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial
yang berlaku di masyarakat.
Diantara
bentuk atau macam-macam perilaku menyimpang remaja antara lain:
1.
Tawuran antar pelajar
2.
Penyimpangan seksual meliputi homoseksual,
lesbianisme, dan hubungan seksual sebelum nikah
3.
Alkoholisme
4.
Penyalahgunaan obat terlarang atau narkotika
5.
Kebut-kebutan di jalan raya
Pencurian atau penipuan, dan bentuk-bentuk tindakan kriminalitas lainnya
3) Pendidikan Moral
Pendidikan moral sangat penting bagi masyarakat, tetapi
pendidikan ini sudah jarang ditemui di masyarakat. Walaupun secerdas apapun
masyarakat, bila tidak ada pendidikan moralnya maka percuma. Moral sangat
penting bagi setiap individu, moral merupakan ciri dari idividu. Bila moral
suatu individu jelek maka, individu tersebut sudah dicap sebagai individu yang
buruk.
4) Krisis Kepercayaan
Baru-baru ini memang permasalahan ini sangat “booming” di
masyarakat, hal ini disebabkan kurang percayanya terhadap pemerintahan yang
baru. Padahal kita sebagai masyarakat harusnya percaya terhadap
pemerintah,bukan sebaliknya. Bukannya membela pemerintah, tetapi seharusnya
sikap itu harus dimusnahkan. Gimana mau berhasil menyelesaikan masalah-masalah,
kalau masyarakatnya sendiri tidak percaya terhadap kinerja pemerintah. Jangan
hanya menyalahkan pemerintah, tetapi masyarakat harus bergotong-royong untuk
menyelesaikan urusan tersebut. Contoh lah sekarang ada kasus “Kabut Asap di
Riau dan sekitarnya”, masayarakat harus nya membantu pemerintah untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, bukan “koar-koar” belaka. Ya, misalkan
membantu meringankan beban korban bencana dengan mengadakan bakti sosial atau
membantu mereka dengan mengirimkan masker untuk disana. Dan yang paling penting
adalah berdo’a , anggaplah ini merupakan coba’an dari Allah S.W.T supaya kita
harus lebih peduli terhadap lingkungan di bumi ini.
5) Kurangnya edukasi untuk batasan pemakaian
internet
Edukasi disini maksudnya pengawasan atau pembelajaran untuk
menggunakan internet. Pada era sekarang internet bisa di akses oleh siapa saja
dengan menggunakan handphone,komputer,laptop,dll. Maka dari itu, sebaiknya
orangtua harus mengawasi anaknya jika sedang menggunakan internet. Sudah tidak
dipungkiri lagi anak-anak zaman sekarang sudah sering mengakses situs-situs
“negative”, padahal hal ini sangat tidak baik untuk anak-anak di usianya. Maka
dari itu pernanan orangtua sangat diperlukan dalam masalah ini .
6) Pengangguran
Pengangguran mempunyai macam-macamnya, yaitu
Ø
Penggangguran Friksional, yaitu pengangguran
yang dapat terjadi ketika tingkat kebutuhan tenaga kerja lebih penuh. Dimana
proses tersebut telah terlah terjadinya pemogokan kerja untuk menuntut
perusahaan dala keinginnanya unutk menaikan upah.
Ø
Pengangguran disebabkan perubahan teknologi,
yaitu kejadian ini dapat terjadi ketika tenaga kerja manusia digantikannya
dengan tenaga-tenaga mesin. Itu yang menyebabkan banyaknya orang-orang yang
menganggur.
Ø
Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang
terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat
perkembangan ekonomi
Ø
Pengangguran musiman, yaitu kejadian ini dapat
terjadi ketika permintaan tenaga kerja dari setiap perusahaan berkala, misalnya
mereka menjadi pengangguran ketika terjadinya selang antar musim
Ø
Pengangguran siklus, yaitu kejadian ini dapat
terjadi ketika adanya perubahan perubahan dalam tingkat perekonomian
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran adalah :
Ø
Rendahnya Pendidikan
Ø
Ketrampilan yang kurang
Ø
Lapangan kerja yang kurang
Ø
Tidak ada kemauan untuk berwirausaha
Ø
Tingginya rasa malas
7) Kemiskinan
Sebenarnya permasalahan ini sangat klasik di
masyarakat, hampir setiap tahun masalah ini terus bertambah bukannya bekurang. Faktor-faktor
penyebab kemiskinan adalah :
Ø
Pendidikan yang terlampau rendah
Ø
Malas bekerja
Ø
Keterbatasan Sumber Alam
Ø
Terbatasnya lapangan kerja
Ø
Keterbatasan modal
Ø
Beban keluarga
8) Masalah Konflik SARA (Suku, Agama, Ras dan
Antarkelompok)
Masalah konflik
Suku, Agama, Ras dan Antarkelompok (SARA), bagi negara-negara berkembang yang multikultural
(termasuk Indonesia) adalah problem yang sewaktu-waktu bisa muncul, dan dapat
mengganggu kelancaran proses pembangunan. Oleh karena setiap desain pembangunan
dan pelaksanaan pembangunan harus betul-betul meminimalkan terjadinya konflik
SARA (Warnaen, S. 2002; Nugroho, F, (eds). 2004). Unsur-unsur konflik SARA
adalah:
1. Ada dua pihak atau lebih yang terlibat konflik
2. Ada tujuan yang menjadi sasaran konflik, dan
tujuan tersebut sebagai sumber konflik
3.Ada perbedaan pikiran, perasaan dan tindakan
untuk meraih tujuan yang saling memaksakan atau menghancurkan.
Ciri-ciri
konflik SARA adalah:
1.
Bersifat alamiah
2. Anggota suku, agama, ras, antar kelompok yang
terlibat konflik cenderung lebih terdorong untuk melakukan konflik berikutnya
untuk kepentingan kelompoknya
3.
Umumnya terjadi antara SARA mayoritas dengan
minoritas
4.
Sering diiringi dengan kekerasan yang
berlangsung dalam ruang dan waktu tertentu
5. Mereka yang terlibat konflik merasa belum puas
karena kebutuhan mereka belum terpenuhi;
6. Konflik melibatkan dua kelompok kepentingan yang
saling memperebutkan kebutuhan hidup (Suryadinata, L., dkk. 2003; ; Liliweri,
A.. 2005).
Sumber :
Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta:
Lembaga Penerbit FE – UI
Komentar
Posting Komentar