Masyarakat Perkotaan
Menurut Max Weber kota adalah wilayah perkotaan dan merupakan
pusat-pusat perubahan sosial. Sebuah kota merupakan suatu system kapitalis
dunia, Masyarakat perkotaan sering disebut urban
community
Ciri-ciri
kehidupan sosial masyarakat kota yaitu:
1.
Kehidupan keagamaan yang terjadi pada
masyarakat kota cenderung berkurang, hal ini dikarenakan masyarakat kota lebih
mengutamakan kehidupan duniawi.
2.
Masyarakat kota pada umumnya mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung dengan orang lain, dengan kata lain
masyarakat kota lebih memilih kehidupan yang individualisme.
3.
Masyarakat kota membagi pekerjaan
dengan lebih tegas, pekerjaan dan aktivitas warga warga kota mempengaruhi ruang
lingkup pergaulan mereka. Contoh, pegawai negeri lebih banyak bergaul dengan
rekannya dibanding dengan pedagang kaki lima atau pelajar.
4.
Kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan lebih besar dibanding di desa.
5.
Pembagian kerja pada masyarakat kota
sudah lebih meluas karena sudah ada bermacam kegiatan industri.
6.
Jalan pikiran masyarakat kota umumnya
bersifat rasional, sehingga interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor
kepentingan daripada faktor pribadi.
7.
Jalan kehidupan yang cepat di
kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi masyarakat kota.
8.
Perubahan sosial terlihat jelas di
kota, hal ini dikarenakan kota terbuka menerima perngaruh dari luar.
Banyak ditemukan kebudayaan
yang beraneka ragam.
Masyarakat Perdesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri.
Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi,sosial,
ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya
danpengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.. Menurut paul H.Landis :
desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut
:
1.
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal
mengenal antra ribuan jiwa
2.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukuaan terhadap kebiasaan
3.
Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Kelebihan Masyarakat
Pedesaan dengan perkotaan
1. Kerukunan
Berbeda dari masyarakat kota,
kerukunan merupakan simbol penting bagi masyarakat desa, gotong-royong pun
selalu tercermin dalam kehidupan mereka, contoh sederhana adalah kerja bakti.
Tetapi tidak hanya kerja bakti, masih banyak hal yang menunjukan kerukunan
masyarakat desa. Kerukunan dan gotong-royong inilah yang menyebabkan masyarakat
desa saling mengenal satu dengan lainnya.
Di kota, jika Anda menanyakan
nama seseorang di sebuah komplek perumahan, kemungkinan Anda tidak akan
menemukan orang tersebut, kecuali jika Anda bertanya tentang alamat dan nomor
rumah. Ini sangat berbeda jika Anda menanyakan nama seseorang di sebuah desa,
Anda akan diberitahu tempat tinggal orang tersebut meskipun Anda berada di
jarak ratusan meter tanpa menanyakan alamat dan nomor rumah.
2. Solidaritas Tinggi
Setelah Anda membaca contoh kecil
kerukunan masyarakat di desa, semua itu tidak akan terjadi tanpa adanya
solidaritas masing-masing. Solidaritas inilah yang menyebabkan mereka saling
rukun, saling mengenal, saling peduli, dan saling membantu.
Di desa, jika seseorang melihat
tetangganya sedang sibuk mengerjakan sesuatu, maka ia akan datang dan turut
membantu tanpa harus dimintai tolong. Apalagi jka tetangga mengadakan sebuah
acara pesta misalkan pernikahan, maka tetangga sekitar pun akan ikut membantu
meskipun tidak dimintai tolong. Malah sebaliknya, mereka merasa malu jika tidak
turut membantu. Ini adalah solidaritas tinggi antar sesama masyarakat desa.
3. Sopan Santun dan Ramah Tamah
Masyarakat desa memang terkenal
sopan santun dan ramah tamah, bahkan ketika saling bertemu di jalan pun mereka
akan saling menyapa. Sopan santun dan ramah tamah ini adalah ciri khas yang
diajarkan oleh orang-orang tua dulu.
Banyak kasus bahwa anak-anak desa
yang pergi ke kota akan menjadi sasaran bagi para penipu. Sebenarnya mereka
tidak bodoh, hanya saja sopan santun dan ramah tamah terhadap sesama inilah
yang selalu diajarkan dan sudah menjadi watak bagi masyarakat desa, sehingga mereka
terlihat sangat lugu dan menjadi sasaran bagi para penipu di kota. Ini adalah
bukti bahwa masyarakat desa sangat menjunjung nilai kesopanan dan keramahan.
4. Pemandangan yang Indah dan
Sehat
Seperti yang Anda ketahui, bahwa
desa merupakan tempat yang hijau. Pepohonan, sungai, gunung, persawahan,
menghiasi setiap tempat dan menjadi pemandangan yang indah. Pemandangan di desa
merupakan pemandangan yang alami. Selain ini sedap dipandang mata, udara pun
tetap terjaga dan sehat. Sehingga tidak jarang banyak orang kota yang datang
melakukan refreshing ke tempat-tempat wisata alami di desa.
5. Jauh dari Polusi
Kota memang menyediakan banyak
lapangan pekerjaan karena banyaknya industri dan pabrik, tentu ini menyebabkan
kota menjadi padat penduduk. Tetapi, asap-asap pabrik dan kendaraan, limbah
yang dibuang ke sungai, semua itu menyebabkan polusi dan tentu kota menjadi
lingkungan yang kurang sehat. Berbeda dengan di desa, di samping pemandang
masih asri, banyaknya tumbuhan dan pepohonan yang terus menjaga udara tetap
segar. Ini menjadikan lingkungan tetap sehat dan bebas polusi.
6. Tenang dan Tentram
Lingkungan merupakan salah satu
faktor yang bisa mempenaruhi ketenangan dan ketentraan. Desa merupakan tempat
yang tenang dan tentram, dibanding suasana kota yang ramai dan banyak hibuan.
Suasana desa yang asri dan pemandangan yang indah sangat cocok untuk
memunculkan inpirasi dan ide-ide baru. Bhkan banyak orang yang ingin
menenangkan diri dari berbagai masalah dengan pergi ke tempat-tempat yang asri
seperti di desa.
7. Tingkat Kriminalitas dan
Kejahatan Lebih Sedikit
Ya, memang sepanjang sejarah,
kriminalitas dan kejahatan tidak pernah sirna, dimanapun di dunia ini. Namun,
secara umum prosentase kriminalitas dan kejahatan di kota lebih besar dibanding
di desa. Setiap hari, berita kejahatan yang dimuat dalam media berita (baik
media masa maupun media elektronik) lebih banyak berlokasi di perkotaan dari
pada pedesaan. Jika seseorang ingin bermigrasi ke kota, ia akan diberikan
nasehat untuk lebih berhati-hati karena kehidupan kota sangatlah keras. Ini
tentunya sudah membuktikan bahwa kriminalitas perkotaan lebih besar dibanding
pedesaan.
8. Adat dan Budaya Masih
Dilaksanakan
Adat dan budaya merupakan warisan
nenek moyang yang seharusnya tidak dibiarkan hilang begitu saja. Dan tentu saja
dimana pun tempatnya, pasti ada adat dan budaya yang dulu pernah ditegakkan.
Dalam kasus ini, masyarakat desa adalah masyarakat yang masih memegang adat dan
budaya. Tentu saja ada banyak adat dan budaya, tergantung pada masing-masing desa,
misalkan tahlilan, tilik bayi (menjenguk anak yang baru lahir), tilik wong loro
(menjenguk orang sakit), dan masih banyak lagi adat dan budaya lainnya.
Sedangkan di sisi lain, masyarakat kota bisa dikatakan sebagai masyarakat yang
telah kehilangan budaya, ini dikarenakan adat dan budaya di kota sudah mulai
luntur sepanjang perjalanan waktu.
9. Syiar Agama Lebih Kental
Ini adalah point yang paling
penting sebagai seorang yang memiliki keyakinan beragama islam. Syiar agama
islam memang disebarkan ke setiap penjuru negara Indonesia. Kekentalan syiar
agama islam ini ditandai banyaknya pondok pesantren salaf, Taman Pendidikan
Al-Qur’an, budaya-budaya islami, dan beberapa pengajian rutin yang berdiri di
daerah pedesaan. Kebanyakan anak lulusan SD pun sudah bisa mengaji dan membaca
Al-Qur’an.
Berbeda dengan suasana di kota,
kota adalah tempat untuk mendapatkan pekerjaan dan mencapai karir, sehingga
agama pun dikesampingkan. Tentu jarang orang kota yang mampu membaca Al-Qur’an
secara fasih dan jelas, bahkan untuk kalangan artis dan orang biasa.
Sumber :
Evers,hans-dieter. 1979. Sosiologi Perkotaan. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Komentar
Posting Komentar