Langsung ke konten utama

Dosen juga manusia ? Iya apa ?

Dari melihat judulnya saja pasti mahasiswa banyak memiliki pengalaman yang sanagat beragam terhadap dosen-dosen yang pernah mereka ngajar, bisa pengalaman yang baik maupun yang buruk sekalipun. Kadang mahasiswa mempunyai “momok” yang seram terhadap dosennya, ya seperti dosen yang ngejar-ngejar suruh revisi skripsi, maupun dosen yang ngejar-ngejar mahasiswanya untuk diberikan project-project baru.

Oke , dosen itu sebenarnya siapa sih ? ya, dosen itu adalah semacam guru tetapi beliau mengajar bukan di sekolah , melainkan di perguruan tinggi. Tapi bedah lohh antara dosen sama guru, jauh banget ! Mungkin yang lagi merasakan masa-masa SD/SMP/SMA/SMK mungkin mereka belum sadar akan perbedaan itu.  Guru itu tugasnya lebih mulia lah daripada dosen, guru sangat mengayomi banget muridnya, guru sangat peduli terhadap muridnya, dari yang muridnya “belum bisa” akan terus diajarkan oleh gurunya sampai “bisa”. Berbeda dengan dosen, dosen mah “bodo amat” sama mahasiwanya, mau mahasiwanya pe’a kek atau mahasiswanya pinter kek, mereka mah bodo amat, yang penting tugas kelar, ngajar udah kelar, dan bila mahasiswa nya tidak mengerjakan tugasnya maka akan kelar hidupnya . Oke balik lagi ke guru, guru itu selalu patuh terhadap peraturan sekolah . Maksudnya guru itu selalu hadir bedasarkan jadwal yang ditetapkan dan selesai bedasarkan jadwalnya juga, berbeda dengan dosen. Mereka mah bebas masuk jam berapa aja semaunya dia, mau ngajar 30mnt kek atau 10 mnt, bebas !. Belum lagi kalau dosennya lagi “Baper”, bakal ada omelan-omelan yang “unpredictable” lah, pokoknya kalo dosennya lagi “baper” jangan berisik aja kuncinya, kalo misalnya berisik ? kelar hidup temen sekelas lu.

Banyak dosen berpendapat bahwa “Dosen juga manusia”. Kayak lagunya Serius Band, yang vokalisnya itu jajan pasar lohh, si cendil , eh candil. Mungkin disini dosen berpendapat bahwa segalak-galaknya mereka pasti mereka juga sayang terhadap mahasiswanya . Iya juga sih , gak semua dosen itu sifatnya kayak di paragraf 2. Banyak dosen yang bersifat lebih kayak guru ataupun baik ama mahasiwanya, mungkin. Tapi ya, harusnya kan mereka itu kan pintar ,berpendidikan, dan bergelar tinggi,  masa iya mereka kalah sama guru yang gelarnya yaa paling juga S1. Harusnya mereka jangan mau kalah dong sama guru yang datangnya on time, care ama muridnya , sabar ama muridnya. Kadang mahasiswa juga terbawa malas ketika mereka masuk pagi , tetapi dosennya itu belum pada datang. Akibatnya sebagian dari mahasiswa tersebut juga ada yang sengaja telat , karena mereka beranggapan bahwa “ah paling dosennya telat, siangan aja ah ke kampusnya “. Padahal dosen kan mengajar kepada “Calon-calon generasi yang dapat memajukan bangsa dan Negara Indonesia”, asikk keren bahasanya. Harusnya mereka lebih totalitas dong terhadap mahasiswanya, supaya si generasi penerus bangsa itu bisa terwujud cita-citanya.

Ya intinya sih, gak semua dosen itu galak, menjengkelkan, killer, gak peduli ama mahasiswanya, tapi ada kok dosen yang benar-benar membimbing mahasiswanya , baik , on time. Ya itu sih balik kepada prinsip kalian semua tentang dosen anda. Tapi, sebenarnya mau saya sih cukup dosen yang on time, in time malah lebih bagus. Karena, dari menghargai waktu kita bisa untuk menghargai semuanya, karena waktu itu tidak bisa di play back, dan orang yang tidak menghargai waktu orang itu akan termasuk dalam orang-orang yang merugi.


Oh iya, bila tulisan ini menyinggung bapak/ibu dosen tercinta, mohon maaf yak, bu, pak . Ini hanya pendapat dari penulis aja kok, bukan maksudnya mencela ibu dan bapak. Karena pasti semua mahasiswa juga menganggap bapak /ibu dosen itu sebagai pengganti orang tua mereka saat di kampus. Sekian dan termakasih.

Komentar

  1. Iya juga tu, bener, gua juga ngerasain, dosen terkadang PHP di chat dia bilang kita kuliah, eh gak taunya semua mahasiswa udh nunggu sampai melebihi jamnya dia blm juga dtng dan dgn santainya dia ngechat lagi, kita kuliahnya minggu depan saja, kenapa tdk dr awal coba ngechatnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Pencarian Buta dan Heuristik

Pencarian Buta Merupakan pencarian asal ketemu. Jika solusi sudah ketemu, maka pencarian akan dihentikan. Jika dibuat skemanya, pencarian buta hanya mengenal tiga bagian, [masalah]-[pencarian]-[solusi]. Misalkan dalam kotak ada 3 kelereng warna merah, 3 biru, dan 3 kuning. Masalahnya adalah, ambillah satu kelereng yang berwarna merah. Solusi, setelah melakukan pencarian, kemudian didapat satu kelereng warna merah, nah, itulah solusinya. Algoritma Breadth-First Search Traversal akan dilakukan dalan suatu graf, misalnya dimulai dari simpul v.  Kunjungi simpul v, bila simpul yang dicari ditemukan, maka pencarian selesai dan kembalikan hasil. Bila tidak ditemukan, kunjungi semua simpul yang bertetangga dengan v, bila tidak ditemukan, cari lagi di simpul yang belum dikunjungi yang bertetangga dari simpul yang dikunjungi tadi. Begitu seterusnya sampai pencarian selesai (pencarian berhasil atau tidak ditemukan). Contoh Penerapan BFS Pencarian Jalur Terpendek dalam Perm...

Data Science vs Big Data vs Data Analytics

Data Science Tahun 2012 yang lalu, Harvard Business Review menyebut profesi data scientist sebagai profesi terseksi abad 21. Bagaimana tidak? Seorang data scientist memiliki kemampuan mengolah data dengan volume yang sangat besar dalam sehari. Ia juga dituntut untuk mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi untuk mengomunikasikan hasil olahan data. Kemampuan ini sangatlah jarang ditemukan. Inilah yang membuat profesi ini terlihat keren, dan konon memberi pundi-pundi penghasilan yang tidak sedikit. Seorang data scientist dituntut untuk menguasai sejumlah disiplin ilmu: ilmu statistik untuk mengolah data, pemrograman sebagai pendukung pengolahan data dalam jumlah besar, ekonomi (atau bidang ilmu lain tergantung pada bidang perusahaan atau organisasi) dalam menganalisis dan mendapatkan insight dari hasil olahan data, serta kemampuan untuk menceritakan (story telling) data yang telah dianalisis. Big Data Big Data adalah istilah yang menggambarkan volume data yang besar, baik d...

Perbandingan Framework COBIT, ITIL, dan Six Sigma

ITSM ITSM (Information Technology Service Management, Manajemen Layanan Teknologi Informasi) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. Beberapa contoh kerangka kerja yang menerapkan ITSM adalah COBIT, ITIL, dan Six Sigma. Framework COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Konsep kerangka kerja COBIT dapat dilihat dari tiga sudut pandang, meliputi : Information Criteria, IT Resources, IT Processes, seperti terlihat pada gambar dibawah ini : Model proses COBIT terdapat empat domain yang didalamnya terdapat 34  proses dalam memberikan informasi kepada dunia usaha sesuai dengan bisnis dan kebutuhan tata kelola teknologi informasi. Sehingga domain tersebut dapat diidentifikasikan yang terdiri dari 34 proses, yaitu (ITGI, 2007) : Domain Plain and Organize (PO) Yaitu mencakup masalah mengidentifikasikan cara terbaik TI untuk m...